Hadirkan Tiga Perempuan Basis Tangguh dalam Talkshow Hari Kartini
Dalam rangka memperingati Hari Kartini Kamis 28 April 2021 Asosiasi PPSW didukung oleh BNP Paribas Management mengadkaan talkshow online “Daya&Karya Perempuan Akar Rumput Melanjutkan Semangat Pada Masa New Normal “. Talkshow online yang dihadiri oleh Dra. Lenny N.Rosalin , SE,M.Sc,M.Fin, selaku Deputi Menteri Bidang Kesetaraan Gender, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak diikuti oleh 85 peserta.
Pembukaan talkshow dilakukan oleh Fitriani Sunarto perwakilan dari Sekretaris Eksekutif PPSW, dan diidkuti oleh Maya Kamdani perwakilan BNP Paribas Asset Management serta terakhir oleh Emillya Soesanto perwakilan Citi Indonesia.
Talk show online Daya dan Karya juga dihadiri oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati, S.E, M.Si, melalui video rekaman keynotespeechnya sebagai dukungan untuk membangun gerakan perempuan basis Indonesia. Pada awalnya kehadiran bu Menteri telah diagendakan untuk dapat menghadiri talk show, karena terbentur nya agenda lain yang penting maka Keynote speech oleh Menteri PPKA diberikan dalam bentuk video. Dalam keynotespeechnya Menteri KPPA menyatakan kita sebagai perempuan harus tetap semangat menggelorakan cita-cita ibu Kartini untuk mencapai kesetaraan bagi kaum perempuan karena hanya dengan itu kesempatan bagi perempuan akan terbuka, perempuan bisa memiliki mimpi dan mewujudkan nya serta cita-cita untuk mencapai Indonesia maju akan menjadi nyata.
Paparan Narasumber
Pada awal perencana talk show narasumber berjumlah 4 orang, tetapi saat hari acara berlangsung narasumber a.n Nita Marlina tidak dapat mengikuti talk show karena ada suatu hal yang tidak dapat ditinggali. Berikut adalah ketiga narasumber yang mengisi talk show:
Rini Chanifah (CEO Keceprek Emping Rati, Pandeglang, Banten)
Irma Yanuarvi (Manajer Koperasi, Koperasi Prima, Gandaria Selatan Jakarta Selatan)
Eva Monika Bata (Perempuan Muda Penggerak Literasi Digital, Kalimantan Barat)
Narasumber pertama adalah Rini Chanifah seorang ibu rumah tangga yang berhasil membentuk usaha kelompok bersama berupa makanan ringan Keceprek. Rini melihat para potensi perempuan di wilayah nya merupakan produsen keceprek, keceprek adalah makanan ringan khas Pandeglang yang terbuat dari buah melinjo yang digeprek lalu digoreng. Sumber bahan baku serta produsen yang banyak memotivasi Rini untuk bisa membawa keceprek di kenal luas. Rini menginisiasikan untuk membuat kelompok usaha bersama ini pada awal tahun 2018 yang beranggotakan 18 orang, kelompok ini gabungan antara produsen keceprek dengan para anak muda yang membantu penjualan nya dengan memanfaatkan teknologi media sosial. Untuk mempermudah pemasaran dan konsumen mengenali produk, keceprek ini diberikan nama Keceprek Ratu.
Saat ini penjualan keceprek sudah memasuki toko-toko makanan ringan dan oleh-oleh di Pandeglang. Selain itu juga Rini bersama kelompoknya memasarkannya di media sosial dan marketplace. Usaha nya ini juga mendapatkan kesempatan untuk bisa bekerjasama dengan marketplace lokal yaitu Si jago dan Si jelita, kedua marketplace ini merupakan marketplace yang dinaungi oleh pemerintah setempat. Melakukan inovasi rasa dan kemasan membuat keceprek Ratu dapat diterima dengan baik di masyarakat. Berkat kerja keras Rini beserta kelompok usaha nya dalam mempromosikan berhasil membuat penghasilan kelompok usaha mereka pun meningkat sehingga para perempuan anggota kelompok usaha saat ini sudah memiliki penghasilan sendiri untuk meningkatkan kesejahteraan keluarganya.
Narasumber kedua adalah Irma Yanuarvi. Irma Yanuari merupakan perempuan tangguh lainnya berasal dari Gandaria, Jakarta Selatan. Irma merupakan seorang manajer Koperasi Wanita Pengembang Sumberdaya Prima (KWPS Prima), koperasi ini adalah koperasi perempuan yang bergerak dalam kegiatan simpan pinjam. Pada awalnya ini adalah sebuah kegiatan ibu-ibu, karena semakin banyaknya peserta arisan dan juga semakin tingginya keperluan ekonomi, koperasi ini berubah aktivitas nya menjadi tabungan. Lalu pada 15 januari 2001 bertransformasi menjadi “ Koperasi Wanita Pengembang Sumberdya Prima (KWPS Prima)” kemudian tanggal 18 april 2001 mendapat pengakuan dari pemerintah dengan Badan Hukum No.21/BH/KDK.9.4/IV/2001. Seiring perkembangannya KWPS Prima bertambah menjadi 9 Unit dan 2 Unit Pelayanan yang disebut “ Beranda” yang jumlah anggotanya 2.079 orang, dengan akumulasi Asset sebesar Rp 10.689.927.119;
Untuk dapat meningkatkan kapasitas para anggota nya, KWPS Prima menjalankan kegiatan Pertemuan rutin bulanan ditingkat unit , Unit pelayanan Beranda dan primer, dimasa new normal dengan Protokoler Kesehatan. Pelatihan-pelatihan, melakukan pengecekan Kesehatan Reproduksi (Papsmear dan Test IVA), membuat perpustkaan Mini, melakukan kegiatan Balai Peduli Lansia “Cek Lansia Bahagia”, melakukan kegiatan pemberian nutrisi dan Senam Lansia, sembako anggota, serta zakat agt & masyarakat.
Keberhasilan koperasi dalam memberdayakan anggota nya serta kontribusi nya terhadap lingkungan, mengantarkan Koperasi KWPS Prima mendapatkan beberapa penghargaan dari pemerintah, salah satu nya adalah penghargaan koperasi wanita terbaik tingkat Provinsi DKI Jakarta.
Narasumber terakhir adalah Eva Monica Bata, perempuan muda yang berasal dari Kalimantan Barat. Eva monica Bata adalah salah satu perempuan muda yang menggagas literasi digital di Kalimantan Barat. Maraknya berita hoax serta rendahnya pengetahuan anak muda dalam memanfaatkan teknologi digital untuk hal positif, membuat Eva tergugah untuk menjadi mentor bagi mereka dalam memanfaatkan teknologi dan agar terhindari dari bahaya disinformasi/hoax.
Eva telah mengajarkan ke 100 volunteer di wilayah nya. Melihat kemampuan dan pengetahuan anak muda di daerah sangat minim bahkan mereka tidak memahami apa itu email dan cara pembuatan nya, Eva memutuskan untuk mulai mengajarkan mereka dimuali dari pengenalan apa itu email dan Cara pembuatan nya. Selama ini anak-anak muda di wilayah nya hanya mengandalkan petugas counter handphone untuk membuatkan email, terlebih jika mereka kehilangan handphone atau lupa password email cenderung akan memilih mengganti email dibandingkan harus memulihkan nya. Kejadian ini bukan hanya terjadi pada para anak muda dengan tingkat pendidikan rendah saja, bahkan anak muda yang mengenyam pendidikan sekolah menengah ke atas hingga perguruan tinggi masih banyak yang belum memahami email.
Selain itu Eva juga memberikan pemahaman walaupun saat ini teknologi memberikan kemudahan bagi pengguna nya, tetapi juga terdapat sisi negatif dari penggunaan teknologi secara massive. Salah satu nya munculnya tindakan kejahatan berbasiskan online hingga mudah nya tersebar berita/informasi yang dapat mengadu dombakan masyarakat. Oleh karena itu Eva juga mengajarkan pada anak muda di wilayah nya bagaimana membedakan antara berita yang akurat maupun bias. Salah satu nya adalah melihat sumber/link berita/informasi tersebut. Jika sumber nya tidak kredibilitas-meragukan maka kebenaran berita tersebut masih diragukan. Selain itu Eva juga mengingatkan jika mendapatkan berita/informasi yang kontroversi, kita sebagai pengguna teknologi harus melihat berita/informasi itu dari berbagai macam media. Sehingga kita dapat membandingkan data dari media satu dengan yang lainnya.
Pada sesi diskusi dan tanggapan, Dra. Lenny N.Rosalin, SE, M.Sc, M.Fin dari K Deputi Menteri Bidang Kesetaraan Gender, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, menanggapi mengenai pentingnya peran perempuan dalam menciptakan lingkungan dan masa depan yang lebih baik. Dra. Lenny mengatakan baru 3 orang perempuan hebat di talk show hari ini saja sudah mampu membuat perubahan besar bagi lingkungan nya, bayangkan jika 120 juta perempuan Indonesia lainnya diberdayakan maka akan menghantarkan masa depan Indonesia jauh lebih baik, terutama bagi perempuan Indonesia. Kemajuan Indonesia tidak akan pernah tercapai jika para perempuan nya tidak berdaya, oleh karena itu penting sekali peran-peran perempuan di setiap sektor. Dra. Lenny juga mengingatkan monitoring pemanfaatan teknologi jangan hanya menyasar kepada perempuan muda saja, tetapi juga melibatkan kelompok perempuan lainnya seperti perempuan kepala keluarga, perempuan penyintas atau komunitas perempuan lainnya. Selain materi yang diajarkan tentang marketplace, Asosiasi PPSW juga bisa mengajarkan pemanfaatan teknologi lainnya seperti content creator tik tok atau YouTube, pelatihan design photography atau videography serta pelatihan teknologi lainnya.
Tanggapan lainnya diberikan oleh Dr. Ir., Herien Puspitawati, M.SC, perwakilan akademisi dari Kadiv Ilmu Keluarga,.Dept IKK-Fema- IPB dan PKGA-LPPM-IPB. Peran perempuan akar rumput sebagai narasumber sudah membuktikan kontribusinya yang sangat signifikan dalam pemenuhan fungsi ekonomi keluarganya.Lesson learned dari 3 kasus perempuan tangguh dalam diskusi hari ini dapat menginspirasi perempuan lain di Indonesia dalam memberi manfaat bagi dirinya, keluarga dan masyarakat. kasus perempuan tangguh yang menjadi narasumber pada hari ini memiliki keunikan masing-masing dan dengan kelebihan dan keterbatasannya, peluang dan tantangannya menjadikan keragaman yang sangat dibutuhkan oleh Perempuan Indonesia.
Selain itu Dr. Ir. Herien juga memberikan masukan: 1. Memperkuat jaringan dengan menguat nya jaringan para perempuan akar rumput maka dapat mengatasi permasalahan informasi modal dan ketrampilan usaha.2. Meningkatkan kemampuan menggunakan media sosial, hal ini dapat digunakan untuk melakukan kampanye/advokasi kebajikan pemerintah dan juga dapat mengatasi masalah pemasaran usaha.3. Meningkatkan kemampuan literasi terutama literasi digital. Bagi perempuan menjadi suatu keharusan karena tuntutan jaman modern. Untuk perlu meningkatkan networking dalam belajar sesuatu yang baru dan mengalami perubahan menuju kebajikan.4. Peran perempuan saat mulai umur 40 harus ditingkatkan kualitasnya dalam mempersiapkan kemandirian ekonomi di hari tua agar tidak membebani keluarga dengan cara mempersiapkan langkah-langkah prioritaskan tujuan hidup melalui manajemen sumberdaya individu dan keluarga, manajemen personality, manajemen keuangan, manajemen stres dan manajemen waktu dan aktivitas secara efisien dan efektif.