Uncategorized
Asosiasi PPSW Mengadakan Webdinar Diskusi Langkah Strategis Organisasi Menghdapai New Normal

Asosiasi PPSW Mengadakan Webdinar Diskusi Langkah Strategis Organisasi Menghdapai New Normal

Jakarta- Asosiasi Pusat Pengembangan Sumberdaya Wanita menggelar webdinar mengenai Langkah Strategis Organisasi Masyarakt Sipil dan Organisasi Akar Rumput dalam Masa Penerapan Tatanan Kehiidupan Baru (New Normal) Pandemi Covid 19, pada 8 Juni 2020.

Kegiatan ini menghadrikan 4 narasumber, antara lain Dr. Ir. Agus Wibowo dari Direktur Pengembangan Strategi Penanggulangan Bencana BNPB,  dr. Mariya Mubarika Staf Khusus Kementrian Kesehatan, Nani Zulminarni dari Direktur Yayasan PEKKA dan Rosmaniar dari Pengurus Asosiasi PPSW.

Dr. Ir Agus Wibowo sebagai pembicara pertama memaparkan secara kompeherensif mengenai skema memulai masa kenormalan baru (New Normal) dan strategi dalam menghadapi masa kenormalan baru (New Normal). Sesuai dengan seruan Presiden RI  Joko Widodo dikarenakan vaksin corona belum ditemukan maka warga Indonesia harus beradaptasi dan hidup berdampingan dengan virus corona melalui sebuah tatanan kehidupan baru (new normal)

“Untuk menghadapi tatanan kehidupan baru bagi masyarakat, pemrintah telah menyiapkan skema protocol masyarakat produkti dan aman covid 19.” Terang  Dr. Ir. Agus Wibowo . Selain itu Agus Wibowo juga menjelaskan sekiranya ada 5 tahapan yang telah siapkan, I). tahapan untuk melalakukan pengurangan pembatasan kab/kota yang memiliki klasifikasi biru, lalu tahapan kedua melakukan penerapan protol kesehatan di sector pertambangan dan perkebunan serta sector lain dengan resiko kecil. Tahap ke 3 adalah memilih provinsi sesuai kriteria WHO untuk menjalankan “New Normal”. Tahap ke 4 melakukan penerapan “New Normal” di tempat wisata dan tahap terakhir adalah menerapkan hidup “New Normal” di bidang pendidikan.”

Sementara dari sudut pandang staf khusus Kementrian Kesehatan, dr. Mariya Mubarika berbagi pandangan untuk memasuki “New Normal” tidak ada strategi yang berlaku sama untuk semua wilayah dan juga tidak ada strategi yang baku untuk selamanya, jika keadaan berubah maka kebijakan pun berubah. Demikian pula pemerintah Indonesia, dengan mempertimbangkan berbagai masalah yang rumit dan saling terkait telah memutuskan berbagai langkah kebijakan. Tentu ada saja kekurangannya, tetapi itulah hal terbaik dari kemungkinan yang ada dan semestinya kita dukung bersama.

 “Penyebaran virus covid bisa terjadi kepada seluruh kelompok masyarakat, bukan hanya kelompok rentan saja yang dapat terkena. Jika adanya penyebaran berarti ada yang dilanggar dalam menjalankan protol kesehatan di masyarakat. Oleh karena itu dibutuhkan kesadaran masyarakat agar bisa memahami kesehatannya masing-masing, disiplin mengikuti protocol kesehatan.” Ujar dr. Mariya Mubarika.

Selain itu dr. Mariya memberikan pendapatnya bahwa Ada beberapa risiko peningkatan penularan jika membuka kembali sektor-sektor aktifitas di masyarakat. Oleh karena itu strategi yang dijalankan pemerintah harus menyeimbangkan risiko kesehatan ini dengan kebutuhan untuk meningkatkan kegiatan ekonomi dan sosial. Terakhir mengatakan bahwa Penanganan Covid-19 akan cepat dan segala resiko menjadi minimal jika; masyarakat, pemerintah / pemangku kepentingan dan profesi kesehatan memiliki pemahaman yang sama dan langkah yang sama.

Pada kesempatan lainya, Nani Zulminarni direktur Yayasan PEKKA merespon “New Normal” memiliki peluang dan tantangan tersendiri bagi Organisasi Masyarakat Sipil (OMS). Sebagai organisasi yang bekerja langsung di organisasi akar rumput, OMS memiliki peran penting sebagai organisasi yang mengorganisir masyarakat, mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjalankan protokoler kesehatan melalui kegiatan pendidikan kritis, lalu juga melakukan pendampingan kepada masyarakat mengenai situasi Covid19

“Kita tidak mungkin berada di kenormalan yang sama sebelum adanya pandemic covid, jadikan kondisi keterbatasan ini bagi oms untuk membangun solidaritas di tingakt organisai dan akar rumput, menggali kembali kearifan local dan bagaimana membangun system agar  masyarakat local agar survive dalam bencana. Kita juga harus berpikiran positif jangan menambah ketakutan dan seharusnya berpikir apa yang bisa dilakukan” ujar Nani Zulminarni.

Pembicara akhir pada webdinar ini yakni Rosmaniar yang merupakan Badan Pengurus Asosiasi PPSW. Rosmaniar memaparkan beberapa respon yang dilakukan oleh kelompok dampingan di daerah-derah. Di daerah kelompok dampingan PPSW berinisiatif untuk aktiv mencegah terjadinya penyebaran covid di lingkungannya. Selain itu Pandemic covid memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk belajar berkedaulat pada diri sendiri .

“Selama pandemic terjadi, Asosiasi PPSW sendiri sudah melakukan aktivitas dan beradaptasi mengikuti protocol kesehatan. Kami juga mengedukasi kelompok dampingan untuk selalu mencuci tangan, menggunakan masker dan membersihkan menggunakan lingkungan. Bahkan di beberap daerah, para kelompok dampingan berinisiatif membantu masyarakt sekitar untuk membagikan masker dan menyemprot disenfektan secara gratis” penjelasan Rosmaniar

Lebih lanjut Rosmaniar mengatakan sebagai organisasi yang biasa mengorganisir masyarkat, sangat penting untuk mengkampanyekan protocol kesehatan, karena bagaimana pun juga di masyarakat apa lagi di daerah tidak mungkin harus selalu berdiam diri di rumah sedangkan pendapatan mereka pada umumnya selalu berinteraksi dengan orang banyak.