Upaya Kelompok Perempuan dalam Mengatasi Kesulitan Ekonomi di Tengah Wabah Covid19
Wabah corona menjadi sebuah ancaman untuk seluruh Negara di dunia, tidak terkecuali bagi Indonesia. Ketika sebuah Negara untuk memutuskan lockdown hal ini akan berdampak besar bagi masyarakat dengan perekonomian menengah ke bawah.
Seiring bertambahnya wilayah penyebaran endemic covid19 di beberapa daerah telah menetapkan status tanggap darurat, tentu saja hal ini membuat pekerja di sector informal dan UMKM terpaksa tidak bekerja bahkan hingga harus pulang kampung.
Ekonomi mereka yang setiap harinya ditopang oleh pendapatan pada hari itu juga, pemasukan menjadi rentan karena ketika mereka tidak bekerja maka pendapatan mereka juga tidak ada. Dengan kondisi pengangguran yang sangat massif, kerentanan terhadap kemiskinan akan semakin tinggi.
Krisis ekonomi keluarga akibat minimnya pemasukan sudah terjadi. Hal ini berdampak pada perempuan sebagai pengatur kebutuhan rumah tangga harus berpikir kreatif untuk dapat memenuhi kebutuhan asupan gizi dan rumah tangganya. Dalam menghadapi kondisi tersebut tidak sedikit perempuan yang hanya pasrah dengan keadaan perekonomiannya. Ketergantungan ekonomi perempuan terhadap laki-laki semakin menguatkan bahwa masih banyak perempuan yang tidak memiliki pengetahuan lebih untuk mendapatkan uang secara mandiri.
Akan tetapi permasalahan yang umumnya terjadi pada ibu rumah tangga, tidak terjadi pada kelompok perempuan koperasi Mandiri dampingan PPSW Jakarta di Pondok Rangon. Dikarenakan sejak Desember 2019 kelompok perempuan koperasi Mandiri telah mengikuti program Kebun Kelompok Kedaulatan Pangan dari Asosiasi PPSW yang didanai oleh First State Investmant. Sebelum adanya wabah covid19, para kelompok dampingan PPSW Jakarta telah berhasil memanen sayuran secara mandiri di bulan Februari 2020. Adapun sayuran yang dipanen seperti kangkung, terong , buncis, cabe, daun singkong dan daun papaya, bayam, serta tanaman obat seperti kenikir, sere dan kunyit.
Untuk sementara hasil panen yang didapatkan memang belum terlalu besar. Hasil panen sayur mayur tersebut hanya dijual ke anggota, pengurus dan tetangga-tetangga terdekat lokasi kantor koperasi. “Memang belum memperoleh keuntungan besar , namun manfaatnya sangat besar dalam mengurangi biaya belanja sayur mayur . Mereka juga memperoleh manfaat dari aspek kesehatan karena sayur mayur yang ditanam tidak menggunakan pupuk pestisida melainkan pupuk kandang” ujar Hj. Daniar selaku pengurus Koperasi Ranggon Makmur.
Dengan adanya wabah covid ini para kelompok dampingan sangat terbantu dengan adanya kebun kelompok, karena selain membantu perekonomian keluarga mereka juga tetap dapat memenuhi kebutuhan pangan bergizi. Ibu Nuryani , pengurus koperasi Mandiri mengatakan “ kami tidak repot untuk membeli sayuran, cabe… tinggal metik aja dari kebon. Hasil panen kita jual murah biar ibu-ibu bisa ngurangin uang belanja. Kayak begini, pas panen, anggota, pengurus ama tetangga-tetangga udah pada ngedaftar, giliran biar kebagian semua”.
Walaupun dampak covid19 terhadap ekonomi dapat sedikit teratasi dengan adanya kebun kelompok, tentunya adanya wabah ini mempengaruhi tingkat sosialisasi para perempuan kelompok dampingan. Jika dihari biasa mereka selalu berkumpul dan berinteraksi antar tetangga saat beli sayur di kebun kelompok, untuk saat ini para pembeli harus bergantian satu persatu dan tidak boleh bergerombol dan juga covid19 ini mendorong pada kebiasaan transaksi konevensional menjadi transaski online(pembayaran melalui transfer) untuk mengurangi adanya penyebaran covid19 melalui uang dan benda-benda yang berpotensi terpapar