Parameter 13 Menjadikan Koperasi Maju dan Profesional
“Hal yang fundamental yaitu kenaikan modal serbu (simpanan seribu rupiah) setiap hari. Sebulan saja sangat luar biasa, ini salah satu strategi pertumbuhan koperasi” demikian ungkap Hermanto, konsultan koperasi yang saat ini tengah mendampingi 11 koperasi dampingan Asosiasi PPSW di wilayah Jakarta, Jawa Barat dan Banten.
Ungkapan Hermanto tersebut ditujukan untuk Koperasi Prima Gandaria, Jakarta Selatan, usai mempresentasikan kemajuan koperasinya, saat kegiatan Performance ke-8 di kantor Asosiasi PPSW, Selasa 18/6/2013.
Koperasi Prima sejak setahun lalu mempunyai produk Tabungan Serbu, yang diikuti 1.286 anggota dan nasabahnya. Mereka setiap hari menabung minimal Rp 1000, jika dikalikan satu bulan Rp 30.000, dan dikalikan dengan 1.286 orang, maka pertambahan modal koperasinya dari Tabungan Serbu saja sebesar minimal Rp 38.580.000 per bulan, belum lagi dari simpanan lainnya, seperti simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela, simpanan hari tua, simpanan pendidikan dll. Sehingga aset Koperasi Prima pada akhir Mei 2013 tercatat sebesar Rp 3.830.714.000, dan aset sampai akhir tahun 2013 ditargetkan sebesar Rp 4 Milyar.
Kegiatan Performance Koperasi diikuti oleh 25 orang dari 11 koperasi yang didampingi konsultan bertujuan untuk melihat capaian kinerja koperasi. Diadakan setiap 4 bulan sekali, saat ini sudah mamasuki tahun ke 3. Tahun ini merupakan tahun terakhir pendampingan.
Kesebelas koperasi yang mengikuti kegiatan pendampingan dan kegiatan performance tersebut adalah: Koperasi Mitra Rakyat-Karawang, Koperasi Kuntum Mekar-Pandeglang, Koperasi Kondang Jaya-Pandeglang, Koperasi Esa Karya-Karawang, Koperasi Khalida-Lebak, Koperasi Prima-Jakarta, Koperasi Sahabat Perempuan-Jakarta, Koperasi As-Syiffa-Banten, Koperasi Nurul Iman-Sukabumi, Koperasi Hasanah-Sukabumi dan Koperasi Flamboyan-Jakarta.
Selama pendampingan, Hermanto beberapa kali “turun lapang” melakukan monitoring langsung ke koperasi di wilayah Jakarta, Jawa Barat dan Banten, dengan tujuan meningkatkan modal kerja, meningkatkan pendapatan serta memperbaiki administrasi dan infrastruktur Koperasi. Takluput juga, Konsultan melihat pertumbuhan aset yang signifikan melalui pertumbuhan tabungan sukarela, pertumbuhan simpanan pokok dan wajib, dan simpanan lainnya. Hal itu diharapkan mampu mendongkrak meningkatkan aset koperasi degan cepat.
Kegiatan pendampingan koperasi oleh konsultan ini merupakan bagian dari Program Peningkatan Kapasitas SDM dan Kelembagaan Kelompok dan Koperasi Dampingan PPSW di Wilayah Jakarta, Jawa Barat dan Banten, didanai oleh HIVOS Belanda. Bertujuan untuk Mempersiapkan Koperasi/LKM untuk menjadi lembaga keuangan mikro yang profesional yang mampu menggalang simpanan swadaya anggota dan meningkatnya kesadaran kritis dan kapasitas pengurus maupun pendamping lapang melalui restrukturisasi Koperasi/LKM dan akses informasi serta pelatihan.
Penilaian koperasi yang didampingi mengguanakan Parameter 13, dengan komponen penilaian sbb:
- Jumlah nasabah
- Jumlah nasabah per staf
- Jumlah sisa pinjaman (outstanding)
- Rata-rata per peminjam
- Tingkat Kemacetan (PAR 30)
- Tingkat pengembalian pinjaman (RR)
- Kemampuan untuk membiayai operasional (OSS)
- Rasio biaya terhadap pendapatan (OER)
- Dana sendiri (FSS)
- Tingkat presentasi anggota yang keluar (DOR)
- Jangkauan pelayanan thd masyarakat
- Presentasi nasabah yangg tinggal di desa/pinggiran
- Presentasi nasabah perempuan
Dari penilaian konsultan, kesebelas koperasi tersebut menunjukkan kinerja yang sangat baik dengan indikator kemajuan koperasi sbb:
- Outstanding yang terus menenerus
- Tabunganan meningkat.
- Modal yang berkesinambungan
Untuk menjawab kebutuhan kedepannya Hermanto mengusulkan ditumbuhkan 1 Koperasi Sekunder yang akan melayani koperasi-koperasi primer di wilayah Jakarta, Jawa Barat dan Banten yang merupakan koperasi dampingan PPSW Jakarta dan PPSW Pasoendan.
Menanggapi hal itu, Wirda Arwin selaku Koordinator Program PPSW Jakarta mengatakan “Kami menyambut positif dengan adanya koperasi sekunder. Koperasi Sekunder Perempuan Mandiri yang ada di Jakarta bisa menjembatani jejaring lintas wilayah tersebut. Tentang permodalan bisa dijawab bersama, kita juga bisa melakukan gerakan bersama dengan payung sekunder”. (shd)