Berdagang Keliling Untuk Memenuhi Kebutuhan Keluarga

Ibu Budiarsi (45) adalah salah satu anggota kelompok dampingan PPSW Jakarta. Bergabung dengan PPSW pada awal tahun 2009 dan masuk anggota kelompok Jeruk di wilayah Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Ibu Budiarti tertarik bergabung dengan PPSW karena bisa meminjam uang untuk modal usahanya di koperasi Sahabat Perempuan, pengembalian pinjaman yang tidak begitu berat dan bisa menambah ilmu serta wawasan yang lebih luas karena diikutkan dalam pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh PPSW Jakarta. Diantaranya pelatihan gender, ekonomi rumah tangga dan manajemen usaha kecil.

Ibu Budiarsih bertempat tinggal di Gang Hj. Ali, Lenteng Agung, memiliki 4 orang anak, 2 laki-laki dan 2 perempuan. Walaupun hanya berjualan kue keliling, keempat anaknya bisa di sekolahkan. Tiga orang anaknya sudah lulus  SMK dan tinggal 1 orang yang masih sekolah di SMK juga. Sekolah SMK dipilih menurutnya agar setelah lulus lebih mudah mencari pekerjaan.

Begitu hebatnya perjuangan Ibu Budiarsih menyekolahkan anak-anaknya, bahkan juga membiayai keperluan sekolah suaminya. Suaminya, Pak Mustakim sekolah di perguruan tinggi hingga lulus S2. Biaya kuliah suaminya memang di tanggung oleh tempat dimana ia berkerja yaitu di kampus STIE Jagakarsa, namun biaya buku dan perlengkapan lainnya dibantu oleh Ibu Budiarsih. Saat ini Pak Mustakim senagai Dosen perguruan tinggi di fakultas ekonomi STIE Jagakarsa. Sedangkan ibu Budiarsih hanya lulusan SMP.

Ibu Budiarsih membiayayai semua itu hanya dengan berdagang Keliling dengan menjual jenis makanan dan kue dari rumah ke rumah bahkan keliling dari kampung ke kampung sejak tahun 1998. Jenis makanan yang di jual adalah bistik, ayam, daging teriyaki, oncom, buntil, gudeg, krecek, pepes ikan/ayam dll. Sedangkan jenis kue yang di jual adalah pastel, combro, timus, putri ayu, bolu kukus, lapis brownis dll. Kehaliannya memasak didapat saat bekerja sebagai juru masak di tempat catering, itu adalah modal awal mengapa bu Budiarti memilih usaha menjual makanan keliling.

Ia terkadang mendapat pesanan membuat nasi box atau catering untuk acara pesta pernikahan, sunatan, ulang tahun dan arisan keluarga. Omsetnya, dengan modal Rp. 500.000 bisa mendapat Rp. 800.00 normal keuntungannya rata-rata Rp. 115.000 s/d Rp. 150.000 per hari. Hasil penjualan selain untuk modal lagi, sebagian digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, pendidikan sekolah anak dan juga membantu biaya buku-buju dan perlengkapan sauaminya saat menempuh Pascasarjada di STIE Jagakarsa.

Hambatan menjual makan keliling,  menurutnya terkadang lagi sepi saat orang pulang kampung atau hujan kurang laku dagangannya. Tetapi dengan semangat yang tinggi tidak menyurutkan ibu budiarsih untuk tetap menjual makanan keliling walaupun sekarang ini ibu budiarsih masih tinggal di rumah kontrakan. (utie)