Serikat Perempuan Basis

ImageSebagai sebuah organisasi, Pusat Pengembangan Sumberdaya Wanita (PPSW) telah berevolusi, berubah seiring perkembangan kondisi yang ada.  Saat ini PPSW telah menjadi sebuah organisasi asosiasi dengan empat lembaga otonom yaitu PPSW Jakarta, PPSW Pasoendan, PPSW Borneo, dan PPSW Sumatra.  Sekretariat PPSW menjadi simpul yang mengkoordinir perkembangan lintas organisasi otonom agar tetap menjadi satu kesatuan gerakan asosiasi yang kuat dan efektif. 

Di tingkat Asosiasi PPSW telah terjadi perubahan sistem organisasi, namun tidak demikian hal nya dengan di tingkat kelompok dampingannya. Ratusan kelompok yang ada masih berupa kelompok-kelompok swadaya  organik, yang fokus utamanya adalah pada pengembangan kredit mikro baik melalui Lembaga Keuangan Mikro (LKM) maupun Koperasi. 

Ratusan kelompok perempuan basis yang telah terorganisir dan terlatih dengan baik ini, belum secara efektif terhimpun kekuatannya menjadi kelompok sosial  yang diperhitungkan dalam sistem sosial kemasyarakatannya.  Forum-forum bersama memang telah pernah dirintis oleh PPSW baik di tingkat provinsi maupun nasional.  Akan tetapi forum-forum ini masih bersifat ad-hoc, sehingga belum dapat dijadikan kekuatan kolektif dalam sistem sosial politik kita.


Untuk itu PPSW telah melakukan rangkaian proses Pengembangan Serikat Perempuan Pengembang Sumberdaya yang diawali dengan Workshop Perumusan Organisasi Kolektif bagi para Kader Lokal, di Wisma Hijau, Cimanggis pada tanggal 18-19 Mei 2010.

Workshop yang dihadiri oleh 30 orang kader lokal dari Jabodetabek ini  secara umum bertujuan mengembangkan strategy untuk menghadapi tantangan kemandirian, keterbukaan, keberlanjutan dan keterlibatan. 

Workshop diselenggarakan selama dua hari penuh dengan agenda adalah 1) Refleksi perkembangan dan kondisi wilayah: diskusi wilayah, presentasi, 2) Penjelasan tentang pembentukan organisasi kolektif : apa, mengapa dan bagaimana?,  3) Pembahasan Draft AD/ART organisasi kolektif: dibagi dalam diskusi kelompok, 4) Pembagian tugas dan tanggung jawab proses pembentukan serikat, peran kader, peran pendamping, dll, 5) Klarifikasi dan konsolidasi, 6) Komitmen dan kesepakatan bersama.

Setelah melalui pembahasan di kelompok-kelompok akhirnya peserta workshop menyetuju draft AD/ART menjadi tuntunan serikat kedepan. Worksop juga telah menyepakati nama serikat yaitu Serikat Perempuan Basis Jakarta yang disingkat SPB Jakarta. Workshop serupa juga akan diadakan di Jawa Barat, Riau dan Kalimantar Barat untuk Pembentukan Pengurus Serikat  di tingkat  desa dan kecamatan atau Kabupaten/Kota disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing wilayah. 

Tahap selanjutnya di bulan Juli-Oktober ini akan dilaksanakan Musyawarah Besar (Mubes) di tingkat wilayah-wilayah dengan agenda dialog para peserta mubes dengan para pengambil kebijakan di tingkat propinsi sekaligus deklarasi serikat perempuan basis wilayah dan propinsi.  

Kemudian di bulan Nopember 2010 di rencananak akan diadakan Mubes tingkat nasional, yang akan dihadiri oleh wakil-wakil serikat wilayah dengan agenda utama dialog peserta dengan para pengambil kebijakan tingkat nasonal dan mendeklarasikan Serikat Perempuan Basis se Indonesia.